BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan
bahasa ilmu pengetahuan yang telah melahirkan karya-karya besar dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan, filsafat, sejarah, sastra dan lain-lain, bahkan lebih
dari itu dapat dianggap pula sebagai peletak dasar bagi pertumbuhan ilmu
pengetahuan modern yang berkembang cepat pada saat ini. Disamping itu bahasa
Arab juga sebagai penerus filsafat dan kebudayaan Yunani kedunia Barat dan
sebagai bahasa yang dipakai dalam hubungan internasional yang kedudukannya
lebih dimantapkan setelah dinyatakan sebagai bahasa resmi dalam kegiatan
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Dalam hal ini pemakalah
akan menjelaskan mengenai eksistensi dan karakterisrik bahasa Arab baik sebagai
bahasa agama, bahasa ilmu pengetahuan. Memahami Al Qur’an, Al Hadits,
kitab-kitab Tafsir, Fiqih, Ilmu Kalam, Tasawuf dan cabang-cabang pengetahuan
agama Islam yang lain mutlak memerlukan penguasaan bahasa Arab, bahkan
peribadatan di dalam Islam pun sepenuhnya dilakukan dalam bahasa Arab, sehingga
dengan demikian bahasa Arab sebagai bahasa yang menjadi kebutuhan utama setiap
muslim.
Dalam sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan di dunia, bahasa Arab telah memberikan sumbangan
besar dan memegang peranan penting. Dikala dunia Barat pada zaman abad pertengahan
masih diliputi suasana kegelapan, disaat itu ilmu pengetahuan dan filsafat
Yunani telah disimpan dalam bahasa Arab dalam bentuk terjemahan, sehingga
karena hampir semua buku-buku ilmu pengetahuan yang kenamaan diwaktu itu telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, maka bahasa Arab dalam dunia keilmuan
dikenal sebagai bahasa ilmu pengetahuan. Pada masa kebangkitan (Renaissance) di
Barat, bahasa Arab ini berperan sebagai penghubung antara Yunani Kuno dengan
Eropa modern dengan jalan menterjemahkan kembali buku-buku ilmu pengetahuan
dari bahasa Arab kedalam bahasa bangsa-bangsa Barat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah eksistensi bahasa arab ?
2. Apa sajakah karakteristik bahasa arab ?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui eksistensi bahasa arab
2. Memahami karakteristik bahasa arab
BAB II
PEMBAHASAN
A. Eksistensi Bahasa Arab
Bahasa Arab (اللغة العربية) adalah salah satu bahasa Semitik Tengah. Bahasa Arab memiliki
lebih banyak penutur daripada bahasa-bahasa lainnya dalam rumpun bahasa
Semitik. Ia dituturkan oleh lebih dari 280 juta orang sebagai bahasa
pertama, yang mana sebagian besar tinggal di Timur Tengah dan Afrika Utara. Hingga saat ini
bahasa Arab merupakan bahasa resmi tidak kurang dari 25 negara di dunia dan
salahsatu bahasa internasional yang digunakan secara resmi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Bahasa arab selama 14 abad lamanya merupakan
tempat bagi peradaban islam di belahan dunia Timur dan Barat.[1]
Bahasa arab merupakan bahasa yang istimewa di dunia ini seperti yang
kita ketahui bahwasanya bahasa arab tidak hanya merupakan bahasa peradaban,
melainkan juga sebagai bahasa persatuan umat islam di dunia. Bahasa arab
merupakan bahasa al-Qur’an (firman Allah atau kitab pedoman umat
islam) yang memiliki sastra sangat mengagungkan manusia dan manusia tidak mampu
menandingi, hal ini berdampak pada kemunculan superioritas sastra dan filsafat
bahkan pada sains seperti ilmu matematika, kedokteran, ilmu bumi, serta tata
bahasa arab pada masa kejayaan islam setelahnya.[2]
Menurut Abdul Alim Ibrahim bahasa
arab adalah bahasa orang arab sekaligus juga merupakan bahasa islam,[3] karena bahasa selain bahasa arab tidak dapat diandalkan untuk
memberikan kepastian arti yang tersurat dan tersirat dari makna yang terkandung
dalam al-Qur’an, maka kaedah-kaedah yang diperlukan dalam memahami al-qur’an
bersendi atas kaedah-kaedah bahasa arab, memahami asas-asasnya, uslub-uslubnya,
dan mengetahui rasa-rasanya.[4] Populernya bahasa arab seiring dengan perkembangan Islam. Bahasa Arab dan
Islam tidak bisa dipisahkan karena adanya al-Quran. Al-Quran adalah kitab suci
Agama Islam, agama terbesar dan paling banyak pengikutnya di dunia ini
menggunakan bahasa Arab seperti ditegaskan dalam surat Yusuf ayat 2, yang
artinya :
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran
dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya” ( Q.S Yusuf ayat: 2 ).
Bahasa arab juga sering disebut
mempunyai kepustakaan besar di semua bidang ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan
filsafat dan matematika Yunani sampai ke barat melalui terjemahan dan tafsiran
orang-orang arab. Bahasa arab juga pernah menjadi bahasa internasional dalam sejarah,
sampai masa sekarang bahasa arab masih tetap bertahan keinternasionalannya
sejajar dengan kedua bahasa internasional modern yakni bahasa inggris dan
bahasa perancis, ribuan karya monumental semisal al-qanun fi al-thib (aturan
dalam kedokteran), al-madkhal ila ‘ilm al-nujum (observasi pergerakan bintang),
maqashid al-falasifah (tujuan para filosof), serta segudang literatur lain yang
dijadikan referensi di banyak universitas di Eropa.[5]
Keinternasionalan bahasa Arab tidak terlepas dari keuniversalan
Al-Quran dan Islam. Namun bahasa Arab juga punya peran terhadap penyatuan
wilayah-wilayah yang sudah “Islamized”. Penyatuan bahasa merupakan faktor
dominan dan lebih kuat dari pada kesatuan agama. Karena ada beberapa negara
yang mempunyai satu agama harus terpecah keyakinannya hanya karena mempunyai
bahasa yang berbeda-beda.
Kontribusi yang paling besar dari bahasa arab kepada dunia adalah hal penulisan angka. Inggris yang mempunyai jajahan terbanyak sehingga disebut sebagai bahasa dunia mengakui menggunakan Bahasa Arab dalam hal penulisan angka “Arabic numeral”. Hal ini juga menggeser dominasi angka romawi yang kurang realistis. Selain itu, bahasa arab juga mampu menggeser dominasi bahasa-bahasa yang lebih dulu eksis di suatu daerah tertentu seperti: bahasa Aramiyah dan bahasa Yunani di Syiria, Iraq, dan sebagian mesir, bahasa Qibti dan bahasa Latin di Mesir, bahasa barbar di utara Afrika, bahasa Persia di Persia.
Kontribusi yang paling besar dari bahasa arab kepada dunia adalah hal penulisan angka. Inggris yang mempunyai jajahan terbanyak sehingga disebut sebagai bahasa dunia mengakui menggunakan Bahasa Arab dalam hal penulisan angka “Arabic numeral”. Hal ini juga menggeser dominasi angka romawi yang kurang realistis. Selain itu, bahasa arab juga mampu menggeser dominasi bahasa-bahasa yang lebih dulu eksis di suatu daerah tertentu seperti: bahasa Aramiyah dan bahasa Yunani di Syiria, Iraq, dan sebagian mesir, bahasa Qibti dan bahasa Latin di Mesir, bahasa barbar di utara Afrika, bahasa Persia di Persia.
Keluasan bahasa arab juga bisa dirasakan pada
negara-negara yang tercelup dalam kebudayaan yang beridentitas arab atau
negara-negara yang berpenduduk muslim seperti Pakistan, Afganistan, Melayu,
Indonesia, Mauritania, Nigeria, Somalia dan lain sebagainya. Oleh karena itu
tidak berlebihan, jika seharusnya di Indonesia yang mempunyai jumlah muslim
terbesar di dunia mampu mencetak koran atau majalah berbahasa arab dari pada
koran atau majalah berbaha inggris.
Akhir-akhir ini, bahasa Arab merupakan bahasa yang
peminatnya cukup besar di Barat. Di Amerika misalnya, hampir tidak ada satu
perguruan tinggi pun yang tidak menjadikan bahasa Arab sebagai salah satu mata
kuliah. Termasuk perguruan tinggi Khatolik atau Kristen, tentu saja dengan
berbagai maksud dan tujuan mereka dalam mempelajarinya. Sebagai contoh, Harvard
University, sebuah universitas swasta paling terpandang di dunia yang
didirikan oleh para petinggi dan pemuka Protestan. Demikian pula Georgetown
University, sebuah universitas swasta Khatolik, keduanya mempunyai pusat
Studi Arab yang kurang lebih merupakan Center for Contemporary Arab Studies.
Di masa Daulah Abbasiyyah yang ketika itu peradaban
Islam mulai berkembang, bahasa Arab menjadi bahasa internasional. Bahasa Arab
menjadi bahasa peradaban yang ditandai dengan diterjemahkannya berbagai buku
dari bahasa Yunani dan Persia ke dalam bahasa Arab. Dengan bahasa Arab pula,
para sarjana Islam menulis berbagai karya dalam bidang kedokteran, teknik,
matematika, sains, dan berbagai bidang ilmu yang lain. Bahasa Arab merupakan
pengantar ilmu-ilmu tadi ke wilayah Eropa sehingga menjadi pondasi
peradaban Eropa modern.
Setelah masa keemasan itu berlalu, bangsa Arab mulai
mengalami masa kemunduran. Mereka mulai menjauh dari agama mereka, meninggalkan
bahasa Arab baku, dan beralih pada berbagai dialek. Kemudian, tibalah masa
penjajahan, di masa ini penjajah menggerus kebudayaan Islam dan
penggunaan tata bahasa Arab baku. Mereka bersungguh-sungguh menanamkan
penggunaan beragam dialek sehingga muncullah dialek Mesir, Maghrib (Afrika
Utara), dan Suriah. Demikianlah realita yang terjadi. Inilah sebab terpecahnya
bangsa Arab serta menjauhnya mereka satu sama lain, yang tampak apabila seorang
Arab berkunjung ke wilayah Arab yang lain, dia akan kesulitan
berkomunikasi dengan penduduk lokal jika mereka berbicara menggunakan
dialeknya. Komunikasi tidak bisa berjalan lancar antara kedua belah pihak,
kecuali jika digunakan bahasa Arab baku.
Kondisi di masa kini telah berubah, bahasa arab
merosot dalam dialek-dialek. Sebagian orientalis heran terhadap penutur bahasa
arab, karena mereka mengabaikan bahasanya dan mengabaikan ekspresi dengan
bahasanya serta mengabaikan kaidah-kaidah nahwunya (sintaksis), sharaf
(morfologi), tulisan-tulisan hurufnya dan kurangnya perhatian terhadap
uslub-uslub bayan dan badi’. Sehingga para penyair arab berkata bahwa :
فسد الأمر كله فاترك الإعراب ان البلاغة اليوم لحن.
Artinya : segala urusan semuanya rusak, maka tinggalkanlah I’rob,
sesungguhnya balaghoh pada saat ini lahn (kesalahan dalam I’rob).
Apabila kita bertanya-tanya tentang kemunduran itu dalam tataran
pengetahuan tentang bahasa arab pada para penuturnya, hal itu disebabkan karena
kurangnya perhatian pengajaran bahasa arab di sekolah-sekolah dan
lembaga-lembaga di mesir, serta tidak ada penanganan tehadap kelemahan
pengajaran bahasa arab. Menurut Dr. Usman Amin untuk memperbaiki kemunduran
bahasa arab tersebut sebaiknya departemen pendidikan dan pengajaran membuat
kurikulum pengajaran bahasa arab yang sesuai, memilih guru besar yang
berkompeten dan membuat program pengajaran bahasa arab untuk siswa dasar dan
menengah. [6]
B.
Karakteristik Bahasa Arab
Bahasa arab memiliki struktur tata bahasa yang sangat unik, ia mampu
mengungkapkan suatu masalah dengan sangat jelas dan dengan kata-kata yang
sangat hemat, pembentukan frasa, kalimat, dan kata-katanya sangat teliti.
Kata-katanya disusun berdasarkan konsep kata dasar, kata kerja biasa tersusun
dari tiga atau empat konsonan huruf misalnya K-T-B (kataba, dia menulis), kata
kerja dasar ini bisa ditashrif (diubah-ubah) sebagaimana kata kerja dalam
bahasa lain, kata kerja ini juga bisa digunakan bersama sejumlah tenses, modus,
dan infleksi yang tidak kita temukan dalam bahasa lainnya.
Kata dasar, etimologi, makna asli, serta kata jadian merupakan esensi
bahasa arab, dengan semua itulah berbagai konsep, obyek, dan pemikiran dapat
dilukiskan dengan kata-kata, kata-kata baru tidak harus dipinjam dari bahasa
lain, bila para pakar pandai mencari kata-kata baru untuk memperkaya bahasa
arab maka seluruh manusia akan mahir berbahasa arab. Dengan demikian bahasa
arab sangat cocok untuk menjelaskan berbagai peraturan serta konsep, terutama
karena bahasa arab tidak terpengaruh oleh berlalunya waktu, di sinilah pentingnya
upaya pelestarian bahasa arab di tengah-tengah umat islam.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri khas bahasa arab yang merupakan
kelebihan dan tidak ada pada bahasa lainnya, diantaranya yaitu:[7]
a. Jumlah huruf sebanyak 28 huruf dengan makharij al-huruf (tempat
keluarnya huruf) yang tidak ada dalam bahasa lainnya.
b.
I’rab yakni sesuatu yang mewajibkan
keberadaan akhir kata pada keadaan tertentu, baik itu rafa’, nashab, jar, maupun jazm yang
terdapat pada isim (kata benda), dan juga pada fi’il (kata kerja).
c.
Ilmu ‘arudi (ilmu notasi syi’ir) yang mana
dengan ilmu ini menjadikan syi’ir berkembang dengan perkembangan sempurna.
d.
Bahasa ‘ammiyah dan fush-ha, bahasa
‘ammiyah digunakan dalam berinteraksi jual beli atau berkomunikasi dalam
situasi non formal, sedangkan bahasa fush-ha adalah bahasa sastra dan
pembelajaran, serta bahasa resmi yang digunakan dalam percetakan.
e.
Adanya huruf dhad yang tidak ada pada
bahasa lainnya.
f.
Kata kerja dan gramatikal yang digunakan
selalu berubah sesuai dengan subjek yang yang menghubungkan dengan kata kerja
tersebut.
g.
Tidak adanya kata yang bersyakal dengan syakal yang sulit dibaca.
h.
Tidak adanya kata yang mempertemukan dua
huruf mati secara langsung.
i.
Sedikit sekali kata-kata yang terdiri dari
dua huruf (al-alfadz al-tsuna’iyyah), kebanyakan tiga huruf kemudian ketambahan
lagi 1, 2, 3, atau 4 huruf.
j.
Tidak adanya empat huruf yang berharakat
secara terus menerus, di samping aspek-aspek lain yang termasuk dalam ranah
deep structure (al-bina’, al-dahily) baik segi fonologi, dan kamus.
Predikasi dalam bahasa arab cukup dengan mengadakan hubungan mentalistik,
antara musnad dan musnad iaih tanpa memerlukan keterusterangan dengan hubungan
ini, baik secara lisan maupun tulisan. Sementara itu, predikasi mentalistik ini
tidak cukup dalam bahasa Indo-Eropa, itulah fiil kainunah dalam istilah mereka.
Dalam bahasa-bahasa itu mereka menamakannya robithoh (konektor), copule dalam
bahasa Perancis, dan kopula dalam bahasa Inggris yang berfungsi menghubungkan musnad
dan musnad ilaih baik dalam kalimat positif maupun negatif.[8] Barangkali kegoncangan ini dalam
bahasa-bahasa barat modern merupakan salah satu penyebab yang menjadi kebiasaan
orang-orang barat, yaitu mereka mencari bukti kesaksian luar indawi bagi setiap
masalah mentalistik yang mengandung shidq (kebenaran) atau kidzib (kebohongan)
sebagaimana pendapat para ahli mantik bahasa arab.
Bahasa Arab memiliki karakteristik
yang unik
dan universal.
Dikatakan unik karena bahasa Arab memiliki ciri khas yang membedakannya dengan
bahasa lainnya, sedangkan universal berarti adanya kesamaan nilai antara bahasa
Arab dengan bahasa lainnya. Adapun beberapa ciri-ciri khusus bahasa Arab yang
dianggap unik dan tidak dimiliki bahasa-bahasa lain di dunia, terutama bahasa
Indonesia, adalah sebagai berikut: [9]
1.
Aspek
bunyi
Bahasa pada hakekatnya
adanya bunyi, yaitu berupa gelombang udara yang keluar dari paru-paru melalui
pipa suara dan melintasi organ-organ speech atau alat bunyi. Bahasa Arab,
sebagai salah satu rumpun bahasa Semit, memiliki ciri-ciri khusus dalam aspek bunyi
yang tidak dimiliki bahasa lain, terutama bila dibandingkan dengan bahasa
Indonesia atau bahasa-bhasa daerah yang banyak digunakan di seluruh pelosok
tanah air Indonesia. Ciri-ciri khusus itu adalah:
·
Vokal panjang dianggap
sebagai fonem (أُو ، ِي ، أَ ).
·
Bunyi tenggorokan (أصوات الحلق),
yaitu ح
dan ع
·
Bunyi tebal ( أصوات مطبقة),
yaitu ض , ص , ط dan ظ .
·
Tekanan bunyi dalam
kata atau stress (النبر )
·
Bunyi bilabial dental (شفوى أسنـانى
), yaitu ف
2.
Aspek Kalimat
·
I’rob
Bahasa Arab adalah
bahasa yang memiliki sistem i’râb terlengkap yang mungkin tidak dimiliki
oleh bahasa lain. I’râb adalah perubahan bunyi akhir kata, baik berupa
harakat atau pun berupa huruf sesuai dengan jabatan atau kedudukan kata dalam
suatu kalimat. I’râb berfungsi untuk membedakan antara jabatan suatu
kata dengan kata yang lain yang sekaligus dapat merubah pengertian kalimat
tersebut.
Contoh:
ما أحسنَ خالداً
artinya alangkah baiknya si Khalid
ما أحسنُ خالدٍ artinya apa yang baik pada si Khalid?
ما أحسنَ خالدٌ
apa yang diperbuat baik oleh si Khalid
·
Jumlah Fi’liyyah dan Jumlah Ismiyyah
Komponen kalimat dalam bahasa apapun pada dasarnya sama, yaitu subyek,
predikat dan obyek. Namun, yang berbeda antara satu bahasa dengan bahasa
lainnya adalah struktur atau susunan (تركيب) kalimat itu. Pola kalimat sederhana dalam
bahasa Arab adalah :
- اسم + اسم
- فعل + اسم
·
Muthâbaqah (Kesesuaian)
Ciri yang sangat menonjol dalam susunan kalimat bahasa Arab adalah
diharuskannya muthâbaqah atau persesuaian antara beberapa bentuk
kalimat. Misalnya harus ada Muthâbaqah antara mubtada’ dan khabar
dalam hal ‘adad (mufrad, mutsannâ dan jama’) dan
dalam jenis (mudzakkar dan muannats), harus ada Muthâbaqah
antara maushûf dan shifat dalam hal ‘adad, jenis, i’râb (rafa’,
nashb, jar), dan nakirah serta ma’rifah-nya. Begitu juga
harus ada Muthâbaqah antara hâl dan shâhib al-hâl dalam ‘adad
dan jenisnya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bahasa
arab merupakan bahasa yang istimewa di dunia ini seperti yang kita ketahui
bahwasanya bahasa arab tidak hanya merupakan bahasa peradaban, melainkan juga
sebagai bahasa persatuan umat islam di dunia. Bahasa arab merupakan bahasa
al-Qur’an (firman Allah atau kitab pedoman umat islam) yang memiliki sastra
sangat mengagungkan manusia dan manusia tidak mampu menandingi, hal ini
berdampak pada kemunculan superioritas sastra dan filsafat bahkan pada sains
seperti ilmu matematika, kedokteran, ilmu bumi, serta tata bahasa arab pada masa
kejayaan islam setelahnya.
Ada
beberapa hal yang menjadi ciri khas bahasa arab yang merupakan kelebihan dan
tidak ada pada bahasa lainnya, diantaranya yaitu:
a.
Jumlah
huruf sebanyak 28 huruf dengan makharij al-huruf (tempat keluarnya huruf) yang
tidak ada dalam bahasa lainnya.
b.
I’rab
yakni sesuatu yang mewajibkan keberadaan akhir kata pada keadaan tertentu,
baik itu rafa’, nashab, jar, maupun jazm
yang terdapat pada isim (kata benda), dan juga pada fi’il (kata kerja).
c.
Ilmu ‘arudi (ilmu notasi syi’ir) yang mana
dengan ilmu ini menjadikan syi’ir berkembang dengan perkembangan sempurna.
d.
Bahasa
‘ammiyah dan fush-ha, bahasa ‘ammiyah digunakan dalam berinteraksi jual beli
atau berkomunikasi dalam situasi non formal, sedangkan bahasa fush-ha adalah
bahasa sastra dan pembelajaran, serta bahasa resmi yang digunakan dalam
percetakan.
e.
Adanya huruf dhad yang tidak ada pada
bahasa lainnya.
f.
Kata kerja dan gramatikal yang digunakan
selalu berubah sesuai dengan subjek yang yang menghubungkan dengan kata kerja
tersebut.
g.
Tidak adanya kata yang bersyakal dengan syakal yang sulit dibaca.
h.
Tidak adanya kata yang mempertemukan dua
huruf mati secara langsung.
i.
Sedikit
sekali kata-kata yang terdiri dari dua huruf (al-alfadz al-tsuna’iyyah),
kebanyakan tiga huruf kemudian ketambahan lagi 1, 2, 3, atau 4 huruf.
DAFTAR PUSTAKA
Al Hasyimiy
Ahmad, Al-Qawaa’id al Asasiyyah li Lughoh al-‘Arabiyyah. (Bairut: Daar
al Kutub al ‘Ilmiyyah,1354 H).
‘Alim Ibrahim
Abdul, Al Muwajjih al Fanni li Mudarrisii al Lughoh al ‘Arabiyyah,
(Al-Qahirah:Dar al Ma’arif,1978).
Amin
Usman, Falsafah Al-Lughoh Al-‘arabiyah, (Bandung: PSIBA Press, 1965).
Ash-Shiddieqy
Habsyi, Falsafah Hukum Islam, (Jakarta:Bulan Bintang,1975).
Hermawan
Acep, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011).
Machmudah
Umi, Abdul Wahab Rosyidi, Active learning dalam
pembelajaran bahasa arab, Malang, uin malang press 2008 cet-1.
Matsna Moh, Karakteristik
dan Problematika Bahasa Arab, dalam Jurnal Arabia Vol. I Nomor
1/April-September 1998. (Depok: Prodi Arab Fakultas Sastra UI, 1998).
Mutholib Abdul, Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab, (Stain Kudus: 2009).
[2] AhmadAl
Hasyimiy, Al-Qawaa’id al Asasiyyah li Lughoh al-‘Arabiyyah. (Bairut:
Daar al Kutub al ‘Ilmiyyah,1354 H).
[3] Abdul ‘Alim
Ibrahim, Al Muwajjih al Fanni li Mudarrisii al Lughoh al ‘Arabiyyah,
(Al-Qahirah:Dar al Ma’arif,1978)hal 48.
[4] Hasbi
Ash-Shiddieqy, Falsafah Hukum Islam, (Jakarta:Bulan Bintang,1975).
[5] Acep Hermawan, Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2011), hlm.83.
[6] Usman Amin, Falsafah Al-Lughoh
Al-‘arabiyah (Bandung: PSIBA Press, 1965). Hal: 71.
[7] Active learning dalam pembelajaran
bahasa arab, Umi machmudah
dan Abdul wahab rosyidi
malang, uin malang press 2008 cet-1 hal 7
[8] Usman Amin, Falsafah Al-Lughoh Al-‘arabiyah (Bandung:
PSIBA Press, 1965). Hal:20.
[9] Moh. Matsna, Karakteristik dan
Problematika Bahasa Arab, dalam Jurnal Arabia Vol. I Nomor
1/April-September 1998. (Depok: Prodi Arab Fakultas Sastra UI, 1998). hlm. 3-11
+ komentar + 1 komentar
Casino Bonus Codes - December 2021
No kadangpintar deposit bonus casino promotions. We recommend 2021 casino 바카라 사이트 bonus codes and promos poormansguidetocasinogambling for new players. septcasino We also list new casino bonuses for December 2021. goyangfc.com
Posting Komentar