beberapa soal dan jawaban tentang psikologi pendidikan

Soal ‎1.‎ Bagaimana konsep dasar dari teori skinner,beri contoh dan tulislah ‎ayat Al-qur’an dan Hadist yang berhubungan dengan konsep yang ‎digagas skinner?‎ ‎2.‎ Bagaimana konsep dasar dari teori Albert Bandura,beri contoh dan ‎tulislah ayat Al-qur’an dan Hadist yang berhubungan dengan konsep ‎yang digagas Albert Bandura?‎ ‎3.‎ Pilihlah konsep teori belajar jelaskan bagaimana konsep dasar ‎tersebut, beri contoh dan tulislah ayat Al-qur’an dan Hadist yang ‎Cari pengalaman yang anda alami selama menjalani proses belajar ‎mengajar psikologi belajar menurut beberapa teori di atas?‎ ‎4.‎ berhubungan dengan konsep tersebut?‎ JAWABAN ‎1.‎ Bagaimana konsep dasar dari teori skinner,beri contoh dan tulislah ayat Al-‎qur’an dan Hadist yang berhubungan dengan konsep yang digagas skinner?‎ Menurut Skinner, hampir semua perilaku manusia diidentifikasi jatuh ke ‎dalam dua kategori yaitu perilaku responden dan perilaku operan. Perilaku ‎responden adalah perilaku tanpa sengaja (refleks) dan hasil dari rangsangan ‎lingkungan khusus. Agar perilaku responden terjadi, pertama perlu bahwa stimulus ‎diterapkan pada organisme. Stimulus dari binatang kecil yang mengganggu ‎terhadap mata akan menyebabkan mata berkedip, suatu peristiwa memalukan ‎dapat menyebabkan anda bermuka merah, dan flash cahaya terang akan ‎mengakibatkan anda berkedip mata. Itu beberapa perilaku kita adalah perilaku ‎responden.‎ Sebagian besar perilaku kita adalah perilaku operan, yang tidak otomatis, ‎dapat diprediksi, atau terkait dalam setiap cara yang dikenal dengan mudah ‎diidentifikasi oleh rangsangan . Skinner percaya bahwa perilaku tertentu hanya ‎terjadi, dan bahkan jika disebabkan oleh tertentu (tapi sulit untuk ‎mengidentifikasi) rangsangan, rangsangan ini adalah tidak penting untuk ‎mempelajari perilaku.‎ Kata "operan" menjelaskan seluruh sikap perilaku yang beroperasi pada ‎lingkungan untuk menghasilkan peristiwa atau tanggapan dalam lingkungan. Jika ‎kejadian atau tanggapan yang memuaskan, kemungkinan bahwa perilaku operant ‎akan diulang biasanya meningkat.‎ Operant Concitioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses ‎penguatan perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat ‎mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai ‎dengan keinginan.‎ Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan dan bebas ‎berbeda dengan perilaku responden dalam pengkondisian Pavlov yang muncul ‎karena adanya stimulus tertentu.‎ Baik perilaku responden dan operan bisa diajarkan dan dipelajari. Mengajar ‎dan belajar prilaku responden mensyaratkan penyajian stimulus yang akan ‎menyebabkan perilaku yang diinginkan terjadi, sedangkan perilaku operan adalah ‎belajar melalui penguatan yang tepat (baik penguatann positif atau penguatan ‎negatif) yang diberikan segera atau terjadi secara spontan perilaku operan. ‎Pemberian penguatan kepada seseorang dari perilaku yang diinginkan biasanya ‎meningkatkan kemungkinan bahwa ia akan mengulangi perilaku tersebut. Jika ‎penguatan berupa hukuman, diharapkan bahwa individu akan belajar untuk ‎menahan diri dari hal yang tidak diinginkan.‎ Pengkondisian operan, sebagaimana ditentukan oleh Skinner, dapat ‎digunakan untuk mempromosikan leaming oper-semut. Pengkondisian Operan ‎untuk belajar operan dikendalikan dengan mengikuti suatu perilaku dengan suatu ‎rangsangan. Rangsangan , yang disajikan setelah adanta tanggapan biasanya ‎disebut penguatan. Hal ini dapat berupa penguatan positif atau negatif, karena ‎baik positif maupun negatif dapat digunakan untuk meningkatkan kemungkinan ‎bahwa perilaku akan diulang.‎ Operant Response, yaitu respons yang timbul dan berkembangnya diikuti ‎oleh perangsang tertentu, perangsang yang demikian disebut reinforcing stimuli ‎atau reinforce, karena perangsang tersebut memperkuat respons yang telah ‎dilakukan organisme. ‎ Ada 6 asumsi yang membentuk landasan untuk kondisioning operan. ‎Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:‎ ‎1.‎ Belajar itu adalah tingkah laku.‎ ‎2.‎ Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan ‎adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-‎kondisi lingkungan.‎ ‎3.‎ Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya ‎dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi ‎eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di ‎bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.‎ ‎4.‎ Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya ‎sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya ‎tingkah laku.‎ ‎5.‎ Tingkah-laku organisme secara individual merupakan sumber data yang ‎cocok.‎ ‎6.‎ Dinamika interaksi organisme dengan lingkungan itu sama untuk semua ‎jenis mahkluk hidup.‎ Berdasarkan asumsi dasar tersebut menurut Skinner (J.W. Santrock, 272) ‎unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement ) dan ‎hukuman (punishment).‎ Penguatan dan Hukuman. ‎ Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan ‎probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman ‎‎(punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu ‎perilaku.‎ Penguatan boleh jadi kompleks. Penguatan berarti memperkuat. Skinner ‎membagi penguatan ini menjadi dua bagian:‎ ‎1.‎ Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi ‎respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung ‎‎(rewarding). Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah ‎‎(permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala ‎untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau ‎penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).‎ ‎2.‎ ‎ Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa ‎frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus ‎yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif ‎antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas ‎tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening ‎berkerut, muka kecewa dll).‎ Selain yang tersebut di atas juga ada jenis lain yaitu hukuman atau ‎Punismentyang berarti Jika individu menunjukkan perilaku yang diharapkan ‎‎(perilaku operan) maka hukuman diberikan, jika tidak memunculkan perilaku itu, ‎maka hukuman dihentikan.‎ Satu cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif dan ‎penguatan negatif adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan ‎atau diperoleh. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau di ‎hilangkan. Adalah mudah mengacaukan penguatan negatif dengan hukuman. Agar ‎istilah ini tidak rancu, ingat bahwa penguatan negatif meningkatkan probabilitas ‎terjadinya suatu prilaku, sedangkan hukuman menurunkan probabilitas terjadinya ‎perilaku. Berikut ini contoh dari konsep penguatan positif, negatif, dan hukuman Penguatan positif Perilaku Murid mengajukan ‎pertanyaan yang bagus Konsekuensi Guru menguji murid Prilaku kedepan ‎ Murid mengajukan lebih ‎banyak pertanyaan Penguatan negatif Perilaku Murid menyerahkan PR ‎tepat waktu Konsekuensi Guru berhenti menegur ‎murid Prilaku kedepan ‎ Murid makin sering ‎menyerahkan PR tepat ‎waktu Hukuman Perilaku Murid menyela guru Konsekuensi Guru mengajar murid ‎langsung Prilaku kedepan ‎ Murid berhenti menyela ‎guru Ingat bahwa penguatan bisa berbentuk postif dan negatif. Dalam kedua bentuk itu, ‎konsekuensi meningkatkan prilaku. Dalam hukuman, perilakunya berkurang. ‎ Kupasan yang dilakukan Skinner menghasilkan suatu sistem ringkas yang ‎dapat diterapkan pada dinamika perubahan tingkah laku baik di laboratorium ‎maupun di dalam kelas. Belajar, yang digambarkan oleh makin tingginya angka ‎keseringan respons, diberikan sebagai fungsi urutan ketiga unsure (SD)-(R)-(R ‎Reinsf). Skinner menyebutkan praktek khas menempatkan binatang percobaan dalam ‎‎“kontigensi terminal”. Maksudnya, binatang itu harus berusaha penuh resiko, ‎berhasil atau gagal, dalam mencari jalan lepas dari kurungan atau makanan. ‎Bukannya demikian itu prosedur yang mengena ialah membentuk tingkah-laku ‎binatang itu melalui urutan Sitimulus-respon-penguatan yang diatur secara ‎seksama.‎ Dengan demikian beberapa prinsip belajar yang dikembangkan oleh ‎Skinner antara lain:‎ ‎1.‎ Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah ‎dibetulkan, jika benar diberi penguat.‎ ‎2.‎ ‎ Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.‎ ‎3.‎ Materi pelajaran, digunakan sistem modul.‎ ‎4.‎ Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.‎ ‎5.‎ Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini ‎lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.‎ ‎6.‎ Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya. ‎ Aplikasi dalam Kehidupan Nyata Aida, seorang perawat yang bekerja di Panti Wredha (Panti Jompo). Salah satu ‎Nenek tampak relatif tenang dan pendiam, sebut saja Nek Nelly, oleh karena itu ‎Perawat Aida fokus untuk meperhatikan Nenek-nenek atau mengerjakan tugas-‎tugasnya yang lain, namun ketika hal itu terjadi Nek Nelly akan mengamuk, dan ‎mengacaukan seisi kamarnya, melihat hal itu Perawat Aida akan bergegas untuk ‎memeluk Nek Nelly, menenangkannya dengan kata-kata yang lembut penuh kasih ‎sayang. Hal itu berulang kali terjadi, dan setiap kali terjadi perawat Aida akan ‎segera memeluk Nek Nelly. ‎ Dari contoh diatas, dapat kita simpulkan bahwasanya pelukan dan kata-kata ‎lembut yang dibisikkan oleh perawat Aida merupakan perkuatan (reinforcement) ‎positif atas perilaku Nek Nelly, sehingga Nek Nelly cenderung terus mengulangi ‎perilaku mengamuknya.ketika perkuatan itu tidak lagi dimunculkan oleh Perawat ‎Aida, kemungkinan perilaku mengamuk yang ditunjukkan oleh Nek Nelly pun ‎akan berkurang, bahkan mungkin menghilang.‎ Contoh perilaku operan yang mengalami hukuman adalah: ada anak yang ‎mendapatkan PR dari sang guru dia tidak mengerjakan PR tepat waktu maka dia ‎di suruh berdiri di depan kelas sebagai konsekuensi akan perbuatannya,lalu pada ‎kemudian hari dia mengerjakan tepat waktu maka di sang guru tidak memberi ‎hukuman padanya Dikelas, Skinner menggambarkan praktek “tugas dan ujian” sebagai suatu ‎contoh menempatkan pelajar yang manusia itu dalam kontigensi terminal juga. ‎Skinner menyarankan penerapan cara pemberian penguatan komponen tingkah ‎laku seperti menunjukkan perhatian pada stimulus dan melakukan studi yang ‎cocok terhadap tingkah laku. Hukuman harus dihindari karena adanya hasil ‎sampingan yang bersifat emosional dan tidak menjamin timbulnya tingkah laku ‎positif yang diinginkan. Analisa yang dilakukan Skinner tersebut diatas meliputi ‎peran penguat berkondisi dan alami, penguat positif dan negative, dan penguat ‎umum.‎ Ayat al-qur’an yang menerangkan tentang operant conditioning yaitu:‎ فَآتَاهُمُ اللَّهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الْآخِرَةِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ‏ Artinya:‎ So Allah gave them the reward of this world and the good reward of the ‎Hereafter. And Allah loves the doers of good.Karena itu Allah memberikan ‎kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah ‎menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.‎ فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ‏‎)‎‏٧‏‎(‎وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ ‏ Artinya:‎ Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan ‎melihat (balasan)nya. dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar ‎dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.‎ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُفُّ عَبْدَ اللهِ وَ عُبَيْدَ اللهِ وَ كَثِيْرًا مِنْ بَنِيْ الْعَبَّاسِ ثُمَّ ‏يَقُوْلُ مَنْ سَبَقَ اِلَيَّ فَلَهُ كَدَا وَ كَدَا قَالَ فَيَسْتَبِقُوْنَ اِلَيْهِ فَيَقَعُوْنَ عَلَى ظَهْرِهِ وَ صَدْرِهِ فَيَقَبَّلُهُمْ وَ ‏يَلْزَمُهُمْ (رواه احمد )‏ Artinya:‎ ‎“Pada suatu ketika Nabi membariskan Abdullah, Ubaidillah, dan ‎anak-anak paman beliau, Al-Abbas. Kemudian, beliau berkata : “ Barang ‎siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku, dia akan mendapatkan ini ‎dan itu.” Lalu mereka berlomba-lomba untuk sampai kepada beliau. ‎Kemudian mereka merebahkan diri di atas punggung dan dada beliau. ‎Kemudian, beliau menciumi dan memberi penghargaan.” ( HR. Ahmad )‎ ‎2.‎ Bagaimana konsep dasar dari teori Albert Bandura,beri contoh dan tulislah ‎ayat Al-qur’an dan Hadist yang berhubungan dengan konsep yang digagas ‎Albert Bandura?‎ Teori belajar sosial koginitif Bandura menekankan kepada pentingnya ‎modelling, dimana anak/pengamat mengikuti apa yang dilakukan oleh lingkungan ‎sosialnya.Menurut Bandura, sebagian besar tingkah laku manusia dipelajari melalui ‎peniruan maupun penyajian, contoh tingkah laku ( modeling ). Dalam hal ini orang ‎tua dan guru memainkan peranan penting sebagai seorang model atau tokoh bagi ‎anak – anak untuk menirukan tingkah laku membaca.‎ ‎ Menurut Bandura, perlakuan seseorang adalah hasil interaksi faktor dalam ‎diri(kognitif) dan lingkungan. pandangan ini menjelaskan, beliau telah ‎mengemukakan teori pembelajaran peniruan, Berdasarkan teori ini terdapat ‎beberapa cara peniruan yaitu meniru secara langsung. Seterusnya proses peniruan ‎melalui contoh tingkah laku.. Proses peniruan yang seterusnya ialah elisitasi. Proses ‎ini timbul apabila seseorang melihat perubahan pada orang lain.‎ Secara rinci dasar kognitif dalam proses belajar dapat diringkas dalam 4 tahap , ‎yaitu :‎ ‎1) Perhatian (’Attention’)‎ Subjek harus memperhatikan tingkah laku model untuk dapat ‎mempelajarinya. Subjek memberi perhatian tertuju kepada nilai, ‎harga diri, sikap, dan lain-lain yang dimiliki. ‎ ‎2) Mengingat (’Retention’)‎ Subjek yang memperhatikan harus merekam peristiwa itu dalam ‎sistem ingatannya. ‎ ‎3) Reproduksi gerak (’Reproduction’)‎ Setelah mengetahui atau mempelajari sesuatu tingkahlaku, subjek juga ‎dapat menunjukkan kemampuannya atau menghasilkan apa yang ‎disimpan dalam bentuk tingkah laku. ‎ ‎4) Motivasi‎ Motivasi juga penting dalam pemodelan Albert Bandura karena ia ‎adalah penggerak individu untuk terus melakukan sesuatu.‎ ‎ Ciri – ciri teori Pemodelan Bandura ‎1. Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan‎ ‎2. Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai ‎dan lain – lain ‎3. Pelajar meniru suatu kemampuan dari kecakapan yang ‎didemonstrasikan guru sebagai model ‎4. Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh kepuasan dan ‎penguatan yang positif ‎5. Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat, peniruan, ‎dengan tingkah laku atau timbal balik yang sesuai, diakhiri ‎dengan penguatan yang positif Jenis – jenis Peniruan (modeling):‎ ‎1. Peniruan Langsung‎ Ciri khas pembelajaran ini adalah adanya modeling , yaitu suatu ‎fase dimana seseorang memodelkan atau mencontohkan sesuatu ‎melalui demonstrasi bagaimana suatu ketrampilan itu dilakukan.‎ ‎2. Peniruan Tak Langsung‎ Peniruan Tak Langsung adalah melalui imaginasi atau perhatian ‎secara tidak langsung. ‎ ‎3. Peniruan Gabungan ‎ Peniruan jenis ini adalah dengan cara menggabungkan tingkah ‎laku yang berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung. ‎ ‎4. Peniruan Sesaat / seketika.‎ Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu ‎saja.‎ ‎5. Peniruan Berkelanjutan‎ Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam situasi ‎apapun.‎ Hal lain yang harus diperhatikan bahwa faktor model atau teladan ‎mempunyai prinsip – prinsip sebagai berikut :‎ ‎1. Tingkat tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh dengan cara ‎mengorganisasikan sejak awal dan mengulangi perilaku secara ‎simbolik kemudian melakukannya ‎2. Individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan ‎nilai yang dimilikinya.‎ ‎3. Individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model tersebut ‎disukai dan dihargai serta perilakunya mempunyai nilai yang ‎bermanfaat.‎ Kelemahan Teori Albert Bandura Teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan ‎tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan ‎pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.‎ Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah ‎lakunya dengan hanya melalui peniruan ( modeling ), sudah pasti ‎terdapat sebagian individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga ‎akan meniru tingkah laku yang negative , termasuk perlakuan yang ‎tidak diterima dalam masyarakat. ‎ Kelebihan Teori Albert Bandura Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar ‎sebelumnya , karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku ‎seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut. ‎Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada perlunya ‎conditioning ( pembiasan merespon ) dan imitation ( peniruan ). Selain itu ‎pendekatan belajar social menekankan pentingnya penelitian empiris ‎dalam mempelajari perkembangan anak – anak. Penelitian ini berfokus ‎pada proses yang menjelaskan perkembangan anak – anak, faktor social ‎dan kognitif.‎ Teori sosial belajar ini cocok untuk mengajarkan materi yang berupa ‎aspek psikomotorik dan afektif, karena pembelajar langsung dapat ‎memperhatikan, mengingat dan meniru dari model yang dihadirkan.‎ Aplikasi Teori Belajar Bandura dalam Pembelajaran Proses belajar masih berpusat pada penguatan, hanya terjadi secara ‎langsung dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Motivasi banyak ‎ditentukan oleh kesesuaian antara karakteristik pribadi pengamat dengan ‎karakteristik modelnya. ‎ Dalam belajar matematika yang diajarkan adalah berupa konsep ‎sehingga guru harus dapat menghadirkan model yang menarik perhatian ‎dan dapat mudah diingat oleh si pembelajar. Penulis berusaha memberi ‎suatu contoh dalam pembelajaran matematika. Misalnya seorang guru ‎akan mengajarkan bagaimana menemukan volume dari balok. Disini ‎dihadirkan/disediakan balok dan kubus yang berukuran 1 satuan kubik ‎sebagai model. Dengan dipraktekkan oleh guru dan ditirukan oleh siswa ‎guru memperagakan bagaimana menentukan volume balok kemudian ‎menentukan rumus volume balok. Dengan demikian diharapkan siswa ‎dapat memperhatikan model dan menirukan bagaimana menentukan ‎rumus volume balok, dan pembelajar harus mengingatnya. Selanjutnya ‎pembelajar dituntut untuk dapat mampu meniru pemodelan tersebut. ‎Beberapa proses ini akan lebih berhasil jika ada motivasi yang kuat dari ‎pembelajar untuk mempelajarinya.‎ ‎ Contohnya: Apabila kita mempunyai adik kecil, dan ingin ‎mengajarkan agar dia terbiasa untuk selalu cuci tangan setiap sebelum ‎dan sesudah makan, maka kita dan lingkungan sosial adik kita (mama-‎papa) sendiri harus melakukan hal yang sama sebagai contoh untuknya. ‎Sehingga, adik kita secara tidak sadar akan menerapkan kebiasaan ‎mencuci tangan tersebut.‎ Ayat al-Qur’an yang ada korelasinya dengan teori Albert Bandura telah digambarkan oleh Allah swt. Dalam kisa Qabil dan Habil, dimuat ‎dalam surah al-Maidah ayat 30-31 sebagai berikut:‎ فَطَوَّعَتْ لَهُ نَفْسُهُ قَتْلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُ فَأَصْبَحَ مِنَ الْخَاسِرِينَ (30) فَبَعَثَ اللَّهُ غُرَابًا ‏يَبْحَثُ فِي الْأَرْضِ لِيُرِيَهُ كَيْفَ يُوَارِي سَوْأَةَ أَخِيهِ قَالَ يَا وَيْلَتَا أَعَجَزْتُ أَنْ أَكُونَ ‏مِثْلَ هَذَا الْغُرَابِ فَأُوَارِيَ سَوْأَةَ أَخِي فَأَصْبَحَ مِنَ النَّادِمِينَ Artinya:‎ Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah ‎membunuh saudarannya, sebab itu dibunuhnyala, maka jadilah ia seorang ‎di antara orang-orang yang merugi (30) kemudian Allah swt menyuruh ‎seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan ‎kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat ‎saudaranya…. (QS. al-Maidah [5]: 30-31).‎ Peristiwa pembunuhan yang diikuti penguburan yang dilakukan ‎didalamnya terhadap saudaranya (Habil), Gambaran pembelajaran itu ‎dapat kita simak lewat tingkah laku burung gagak yang menggali tanah ‎untuk mengubur gagak yang Perbuatan burung gagak itu ditiru oleh ‎Qabil yang sedang bingung memikirkan apa yang akan dilakukannya ‎terhadap mayat saudaranya, begitu besar hikmah yang diberikan Allah ‎kepada pembunuh (Qabil) dengan menurunkan seekor burung gagak ‎memberi contoh, sehingga Qabil menemui jalan keluar.‎ ‎ مـروا أولادكـم بـالصـلاة وهـم أبـنـاء سـبـع سـنـيـن واضـبـوهـم عـلـيـهـا وهـم أبـنـاء عـشـر ‏سـنـيـن و فـرقـوا بـيـنـهـم فـى الـمـضـا خـع‎ ) ‎رواه أبـو داود‎( Artinya:‎ Surulah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat ketika mereka ‎berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka apabila meninggalkannya ketika ‎mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka” ‎‎(H.R..Abǔ Dawǔd).‎ ‎3.‎ Pilihlah konsep teori belajar jelaskan bagaimana konsep dasar tersebut, beri ‎contoh dan tulislah ayat Al-qur’an dan Hadist yang berhubungan dengan ‎konsep tersebut?‎ Saya memilih konsep belajar brunner,‎ Menurut Brunner, pembelajaran hendaknya dapat menciptakan situasi ‎agar mahasiswa dapat belajar dari diri sendiri melalui pengalaman dan ‎eksperimen untuk menemukan pengetahuan dan kemampuan baru yang ‎khas baginya. Dari sudut pandang psikologi kognitif, bahwa cara yang ‎dipandang efektif untuk meningkatkan kualitas output pendidikan adalah ‎pengembangan program-program pembelajaran yang dapat ‎mengoptimalkan keterlibatan mental intelektual pembelajar pada setiap ‎jenjang belajar. Sebagaimana direkomendasikan Merril, yaitu jenjang yang ‎bergerak dari tahapan mengingat, dilanjutkan ke menerapkan, sampai pada ‎tahap penemuan konsep, prosedur atau prinsip baru di bidang disiplin ‎keilmuan atau keahlian yang sedang dipelajari.‎ Dalam teori belajar, Jerome Bruner berpendapat bahwa kegiatan belajar ‎akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu ‎aturan atau kesimpulan tertentu. Dalam hal ini Bruner membedakan ‎menjadi tiga tahap. Ketiga tahap itu adalah; ‎ ‎1)‎ Tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan ‎atau pengalaman baru, ‎ ‎2)‎ Tahap transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan ‎menganalisis pengetahuan baru serta mentransformasikan dalam ‎bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain, ‎ ‎3)‎ ‎ Evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil tranformasi pada ‎tahap kedua tadi benar atau tidak. Bruner mempermasalahkan ‎seberapa banyak informasi itu diperlukan agar dapat ‎ditransformasikan .‎ ‎ Perlu Anda ketahui, tidak hanya itu saja namun juga ada empat tema ‎pendidikan yaitu: ‎ ‎1)‎ mengemukakan pentingnya arti struktur pengetahuan, ‎ ‎2)‎ ‎ kesiapan (readiness) siswa untuk belajar, ‎ ‎3)‎ nilai intuisi dalam proses pendidikan dengan intuisi, ‎ ‎4)‎ motivasi atau keinginan untuk belajar siswa, dan curu untuk ‎memotivasinya.‎ Dengan demikian Bruner menegaskan bahwa mata pelajaran apapun ‎dapat diajarkan secara efektif dengan kejujuran intelektual kepada anak, ‎bahkan dalam tahap perkembangan manapun. Bruner beranggapan bahwa ‎anak kecilpun akan dapat mengatasi permasalahannya, asalkan dalam ‎kurikulum berisi tema-tema hidup, yang dikonseptualisasikan untuk ‎menjawab tiga pertanyaan. Berdasarkan uraian di atas, teori belajar Bruner ‎dapat disimpulkan bahwa, dalam proses belajar terdapat tiga tahap, yaitu ‎informasi, trasformasi, dan evaluasi. Lama tidaknya masing-masing tahap ‎dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain banyak informasi, motivasi, ‎dan minat siswa.‎ Bruner juga memandang belajar sebagai “instrumental conceptualisme” ‎yang mengandung makna adanya alam semesta sebagai realita, hanya dalam ‎pikiran manusia. Oleh karena itu, pikiran manusia dapat membangun ‎gambaran mental yang sesuai dengan pikiran umum pada konsep yang ‎bersifat khusus.‎ ‎ Semakin bertambah dewasa kemampuan kognitif seseorang, ‎maka semakin bebas seseorang memberikan respon terhadap stimulus yang ‎dihadapi. Perkembangan itu banyak tergantung kepada peristiwa internalisasi ‎seseorang ke dalam sistem penyimpanan yang sesuai dengan aspek-aspek ‎lingkungan sebagai masukan. Teori belajar psikologi kognitif memfokuskan ‎perhatiannya kepada bagaimana dapat mengembangkan fungsi kognitif ‎individu agar mereka dapat belajar dengan maksimal. Faktor kognitif bagi ‎teori belajar kognitif merupakan faktor pertama dan utama yang perlu ‎dikembangkan oleh para guru dalam membelajarkan peserta didik, karena ‎kemampuan belajar peserta didik sangat dipengaruhi oleh sejauhmana fungsi ‎kognitif peserta didik dapat berkembang secara maksimal dan optimal melalui ‎sentuhan proses pendidikan.‎ Peranan guru menurut psikologi kognitif ialah bagaimana dapat ‎mengembangkan potensi kognitif yang ada pada setiap peserta didik. Jika ‎potensi kognitif yang ada pada setiap peserta didik telah dapat berfungsi dan ‎menjadi aktual oleh proses pendidikan di sekolah, maka peserta didik akan ‎mengetahui dan memahami serta menguasai materi pelajaran yang dipelajari ‎di sekolah melalui proses belajar mengajar di kelas.‎ Bloom dan Krathwohl menunjukkan apa yang mungkin dikuasai ‎‎(dipelajari) oleh siswa, yang tercakup dalam tiga kawasan yang diantaranya: ‎Kognitif, Kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu :‎ a.‎ Pengetahuan (mengingat, menghafal),‎ b.‎ ‎ Pemahaman (menginterpretasikan),‎ c.‎ ‎ Aplikasi / penerapan (menggunakan konsep untuk ‎memecahkan suatu masalah),‎ d.‎ ‎ Analisis (menjabarkan suatu konsep),‎ e.‎ ‎ Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi ‎suatu konsep utuh),‎ f.‎ ‎ Evaluasi (membandingkan nilai, ide, metode dan ‎sebagainya).‎ Oleh karena itu para ahli teori belajar psikologi kognitif ‎berkesimpulan bahwa salah satu faktor utama yang mempengaruhi ‎keberhasilan proses pembelajaran di kelas ialah faktor kognitif yang ‎dimiliki oleh peserta didik. Faktor kognitif merupakan jendela bagi ‎masuknya berbagai pengetahuan yang diperoleh peserta didik melalui ‎kegiatan belajar mandiri maupun kegiatan belajar secara kelompok.‎ Contoh penerapan dalam pembelajaran ‎1.Pembelajaran menemukan rumus luas daerah persegi panjang?‎ Untuk tahap contoh berikan bangun persegi dengan berbagai ukuran, sedangkan ‎bukan contohnya berikan bentuk-bentuk bangun datar lainnya seperti, persegipanjang, ‎jajar genjang, trapesium, segitiga, segi lima, segi enam, lingkaran.‎ a. Tahap Enaktif.‎ Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak secara langsung ‎terlihat dalam memanipulasi (mengotak atik)objek. ‎ ‎(a)‎ Untuk gambar a ukurannya: Panjang = 20 satuan , Lebar = 1 satuan‎ b ukurannya: Panjang = 10 satuan , Lebar = 2 satuan‎ c ukurannya: Panjang = 5 satuan , Lebar = 4 satuan‎ b. Tahap Ikonik Dalam tahap ini kegiatan penyajian dilakukan berdasarkan pada pikiran internal ‎dimana pengetahuan disajikan melalui serangkaian gambar-gambar atau grafik yang ‎dilakukan anak, berhubungan dengan mental yang merupakan gambaran dari objek-‎objek yang dimanipulasinya.‎ Penyajian pada tahap ini apat diberikan gambar-gambar dan Anda dapat berikan ‎sebagai berikut.‎ c. Tahap Simbolis ‎ Dalam tahap ini bahasa adalah pola dasar simbolik, anak memanipulasi Simbol-simbol ‎atau lambang-lambang objek tertentu. ‎ Siswa diminta untuk mngeneralisasikan untuk menenukan rumus luas daerah persegi ‎panjang. Jika simbolis ukuran panjang p, ukuran lebarnya l , dan luas daerah persegi ‎panjang L maka jawaban yang diharapkan L = p x l satuan Jadi luas persegi panjang adalah ukuran panjang dikali dengan ukuran lebar.‎ وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ ‏وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ Artinya:‎ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak ‎mengetahui sesuatuapapun,dan dia memberi kamu pendengaran, ‎penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.‎ Hadis yang berkenaan dengan evaluasi psikomotor ini terdapat pada HR. Al-Bukhari, ‎yaitu:‎ ‎“dari abu Hurairah ra. Sesungguhnya Nabi SAW pernah masuk Masjid, lalu ada ‎seorang laki-laki masuk pula dan shalat. Kemudian dia datang kepada Nabi dan ‎mengucapkan salam. Kemudian Nabi berkata;”ulangi shalatmu lagi karena ‎sesungguhnya kamu belum shalat. Laki-laki tersebut mengulangi shalatnya seperti ‎shalatnya yang tadi Kemudian dia datang kepada Nabi dan mengucapkan salam. ‎Kemudian Nabi berkata;”ulangi shalatmu lagi karena sesungguhnya kamu belum ‎shalat. Laki-laki tersebut mengulangi shalatnya seperti shalatnya yang tadi. Kemudian ‎dia datang kepada Nabi dan mengucapkan salam. Kemudian Nabi berkata;”ulangi ‎shalatmu lagi karena sesungguhnya kamu belum shalat. Laki-laki tersebut mengulangi ‎shalatnya seperti shalatnya yang tadi. Kemudian dia datang kepada Nabi dan ‎mengucapkan salam. begitulah sampai tiga kali, lalu laki-laki tersebut berkata;”demi ‎Zat yang telah mengutusmu dengan benar, sungguh aku tidak dapat berbuat yang ‎lebih baik lagi daripada itu. Oleh karena itu ajarilah aku! Maka Nabi ‎bersabda;”apabila kamu berdiri melakukan shalat, maka takbirlah, lalu bacalah ayat ‎yang mudah bagimu, kemudian ruku’lah sehingga tuma’ninah, kemudian i’tidal dalam ‎keadaan berdiri, kemudian sujudlah sehingga tuma’ninah dalam keadaan sujud, ‎kemudian bangkitlah sehingga tuma’ninah dalam keadaaan duduk, kemudian sujudlah ‎sehingga tuma’ninah dalam keadaan sujud, kemudian berbuatlah yang demikian itu ‎dalam shalatmu”‎ Dalam hadis ini, Rasulullah saw menguji sahabat dalam mendirikan shalat, hal ini ‎berada dalam wilayah psikomotor. Teknik yang digunakan observasi (non tes). ‎Rasulullah saw mengamati perbuatan yang dilakukan oleh sahabat dalam shalatnya. ‎Setelah rasulullah melihat ketidak sempurnaan shalat sahabatnya beliau lansung ‎menyuruh mengulangi kembali hal ini memberikan kesempatan kepada sahabat untuk ‎memperbaiki shalatnya sebelum dijelaskan sebagaimana semestinya. Setelah diberikan ‎kesempatan untuk memperbaikinya ternyata hasilnya sama maka rasulullah baru ‎memberitahukannya.‎ ‎4.‎ Cari pengalaman yang anda alami selama menjalani proses belajar mengajar ‎psikologi belajar menurut beberapa teori ?‎ Pada awalnya mungkin saya adalah salah satu mahasiswa yang mengikuti ‎teori behavioris,yakni dimana apa yang saya lakukan tergantung reward serta ‎punishment dan penguat,fimana saya berharap apa yang saya lakukan dalam ‎mempelajari mata kuliah ini mendapat reward.lambat laun pikiran itu ‎menghilang sehingga menjadi social learning dimana ketika dosen saya yang ‎dengan mudah menjelaskan mengenai suatu teori dan saya ingin meniru deliau ‎dari gaya serta cara bicaranya.‎ Ketika pada waktu penyampaian materi saya analisis baik-baik dimana ‎kemudian tidak serta merta saya mengiyakan konsep yang di ‎sampaikan,kecuali jika teori tersebut sama dengan konsep yang saya baca dan ‎konsep tersebut merupakan sesuatu yang rasional.konsep yang saya lakukan di ‎atas biasa disebut konsep asimilasi dan akomodasi
Share this post :

+ komentar + 2 komentar

24 Oktober 2016 pukul 10.55

terima kasih sangat bermanfaat, kunjungi http://jendeladunia-mu.blogspot.co.id/ kumpulan makalah dan materi seputar dunia pendidikan

6 Mei 2020 pukul 17.38

Maaf, saya susah untuk membaca artikel ini

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kajian Universal - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger