Ketika Boediono dan SBY (akan) Mengunjungi Pengungsi Bencana Alam
| 21 January 2014 | 22:03

Ilustrasi/Admin (Kompas.com)
Tadi sore
(Selasa, 21/01/14) saya menonton berita di Metro TV. Ada dua berita yang
menarik saya. Yang pertama adalah mengenai kunjungan super kilat Wakil
Presiden (Wapres) Boediono ke Manado untuk melihat langsung lokasi dan
pengungsi korban banjir bandang di sana. Disebut kunjungan super kilat
karena Wapres Boediono hanya memerlukan waktu 3 (tiga) jam untuk
keperluan tersebut. Berangkat pagi hari dari Jakarta, siangnya kembali
lagi ke Jakarta. Ketika iring-iringan rombongannya masuk kota Manado,
ibu kota Sulawesi Utara itu sempat mengalami kemacetan. Seolah-olah dia
datang hanya untuk memacetkan kota Manado, kemudian melakukan kunjungan
basa-basi untuk sekadar menghibur pengungsi korban banjir di sana. Di
sana Boediono hanya melakukan tiga kunjungan ke lokasi pengungsian dan
lokasi yang terparah kerusakannya.
Tak
heran warga Manado yang diwawancarai Metro TV pun berujar, kalau
kunjungan Wapres Boediono sesingkat itu lebih baik tidak usah datang
sekalian. Sedangkan warga yang lain lagi mempertanyakan, kenapa dari
sekian banyak lokasi pengungsi banjir, Boediono yang datang jauh-jauh
dari Jakarta beserta rombongan, hanya mengunjungi tiga lokasi?
Jadi,
singkatnya warga Manado menganggap kunjungan Wapres Boediono itu
mubazir, tidak ada manfaatnya. Hanya basa-basi. Basa-basi yang mahal
sekaligus menyakitkan hati mereka.
Berita
yang kedua adalah mengenai rencana kunjungan Presiden SBY ke Kabupaten
Karo, Sumatera Utara, untuk mengunjungi langsung lokasi pengungsi korban
letusan Gunung Sinabung, lusa, Kamis, 23/01/14, setelah
berminggu-minggu para pengungsi itu mengeluh dan menangis mengharapkan
perhatian Presiden SBY langsung. Mereka telah mengungsi sejak September
2013. Baru sekarang Bapak Presidennya baru mau datang melihat mereka.
Ironisnya,
seperti sudah janjian dengan Boediono, SBY bersama Ibu Ani, juga
rencananya hanya akan mengunjungi 3 lokasi penampungan pengungsi korban
letusan Gunung Sinabung itu, dari 42 lokasi pengungsian yang ada.

SBY & Boedino (www.luwuraya.net)
Selain
itu, diwartakan juga, pemerintah daerah di sana tampak sangat sibuk
mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut kedatangan Presiden SBY dan
Ibu Ani itu. Termasuk mempersiapkan beberapa kemah besar yang
berpendingin udara, yang pastinya sangat nyaman. Sementara itu para
pengungsinya masih merasa kurang diperhatikan. Tidurnya juga masih
beralas tikar sekadarnya. Kecuali, tentu saja para pengungsi di tiga
lokasi yang akan didatangi Presiden itu. Tiba-tiba mereka mendapat
perhatian lebih. Apa yang mereka butuhkan langsung dipenuhi.
Lingkungan-lingkungan sekitar yang semula kotor pun kini sudah bersih.
Yang kasihan, ya, 39 lokasi pengungsian yang tidak dikunjungi SBY,
karena tetap akan kurang diperhatikan juga.
Begitulah,
Republik ini yang dipimpin oleh Presiden SBY selama 10 tahun, dan
baru-baru ini telah meluncurkan bukunya yang tebal, Selalu Ada Pilihan.
Maka, pilihan-pilihan seperti di atas itulah yang biasanya dipilih oleh
para pimpinan kita saat ini. Wapres-nya memilih, cukup 3 jam melakukan
kunjungan korban bencana alam di Manado. Para pimpinan di Karo memilih,
kalau Presidennya datang mengunjungi korban bencana alam, maka yang
harus diistimewakan adalah Presidennya, dan harus membuat Presiden
senang dengan cara membuat seolah-olah memang aslinya para pengungsi itu
sudah benar-benar diperhatikan kebutuhannya sejak awal. ***
sumber : http://sosbud.kompasiana.com
Posting Komentar