Bermesraan Ala Rasullullah
=================================================
Bermesraan, itulah yang membuat hubungan suami-istri
terasa indah dan nikmat. Caranya? Coba perhatikan
uraian berikut ini.
Dalam berkomunikasi, ada dua jenis lambang yang bisa
dipergunakan, yaitu lambang verbal dan lambang non
verbal. Menurut penelitian Profesor Birdwhistell, maka
nilai efektifitas lambang verbal dibanding non verbal
adalah 35:65. Jadi, justru lambang non verbal yang
lebih efektif dalam menyampaikan pesan.
Bermesraan, adalah upaya suami istri untuk menunjukkan
saling kasih sayang dalam bentuk verbal. Sentuhan
tangan dan gerak tubuh lainnya, adalah termasuk
lambang non verbal ketika suami berkomunikasi dengan
istrinya. Komunikasi verbal semata belumlah efektif
jika belum disertai oleh komunikasi non verbal, dalam
bentuk kemesraan tersebut.
Rasulullah saw pun merasakan pentingnya bermesraan
dengan istri, sehingga beliau pun mempraktekkannya
untuk menghias hari-hari dalam keluarganya, yang
tecermin seperti dalam hadis-hadis berikut:
1. Tidur dalam satu selimut bersama istri
Dari Atha' bin Yasar: "Sesungguhnya Rasulullah saw
dan
'Aisyah ra biasa mandi bersama dalam satu bejana.
Ketika beliau sedang berada dalam satu selimut dengan
'Aisyah, tiba-tiba 'Aisyah bangkit. Beliau kemudian
bertanya, 'Mengapa engkau bangkit?' Jawabnya, 'Karena
saya haidh, wahai Rasulullah.' Sabdanya, 'Kalau
begitu, pergilah, lalu berkainlah dan dekatlah kembali
kepadaku.' Aku pun masuk, lalu berselimut bersama
beliau." (HR Sa'id bin Manshur)
2. Memberi wangi-wangian pada auratnya
'Aisyah berkata, "Sesungguhnya Nabi saw apabila
meminyaki badannya, beliau memulai dari auratnya dan
mengolesinya dengan nurah (sejenis bubuk pewangi), dan
istrinya meminyaki bagian lain seluruh tubuhnya. (HR
Ibnu Majah)
3. Mandi bersama istri
Dari 'Aisyah ra, ia berkata, "Aku biasa mandi
bersama
dengan Nabi saw dengan satu bejana. Kami biasa
bersama-sama memasukkan tangan kami (ke dalam
bejana)." (HR 'Abdurrazaq dan Ibnu Abu Syaibah)
4. Disisir istri
Dari 'Aisyah ra, ia berkata, "Saya biasa menyisir
rambut Rasulullah saw, saat itu saya sedang
haidh".(HR
Ahmad)
5. Meminta istri meminyaki badannya
Dari 'Aisyah ra, ia berkata, "Saya meminyaki badan
Rasulullah saw pada hari raya 'Idul Adh-ha setelah
beliau melakukan jumrah 'aqabah." (HR Ibnu Asakir)
6. Minum bergantian pada tempat yang sama
Dari 'Aisyah ra, dia berkata, "Saya biasa minum dari
muk yang sama ketika haidh, lalu Nabi mengambil muk
tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat saya
meletakkan mulut saya, lalu beliau minum, kemudian
saya mengambil muk, lalu saya menghirup isinya,
kemudian beliau mengambilnya dari saya, lalu beliau
meletakkan mulutnya pada tempat saya meletakkan mulut
saya, lalu beliau pun menghirupnya." (HR 'Abdurrazaq
dan Sa'id bin Manshur)
7. Membelai istri
"Adalah Rasulullah saw tidaklah setiap hari
melainkan
beliau mesti mengelilingi kami semua (istrinya)
seorang demi seorang. Beliau menghampiri dan membelai
kami dengan tidak mencampuri hingga beliau singgah ke
tempat istri yang beliau giliri waktunya, lalu beliau
bermalam di tempatnya." (HR Ahmad)
8. Mencium istri
Dari 'Aisyah ra, bahwa Nabi saw biasa mencium istrinya
setelah wudhu', kemudian beliau shalat dan tidak
mengulangi wudhu'nya."(HR 'Abdurrazaq)
Dari Hafshah, putri 'Umar ra, "Sesungguhnya
Rasulullah
saw biasa mencium istrinya sekalipun sedang puasa."
(HR Ahmad)
9. Tiduran di Pangkuan Istri
Dari 'Aisyah ra, ia berkata, "Nabi saw biasa
meletakkan kepalanya di pangkuanku walaupun aku sedang
haidh, kemudian beliau membaca al-Qur'an." (HR
'Abdurrazaq)
10. Memanggil dengan kata-kata mesra
Rasulullah saw biasa memanggil Aisyah dengan beberapa
nama panggilan yang disukainya, seperti 'Aisy, dan
Humaira (pipi merah delima).
11. Mendinginkan kemarahan istri dengan
mesra
Nabi saw biasa memijit hidung 'Aisyah jika ia marah
dan beliau berkata, Wahai 'Uwaisy, bacalah do'a:
'Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-dosaku,
hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah diriku
dari fitnah yang menyesatkan." (HR. Ibnu Sunni)
12. Membersihkan tetesan darah haidh istri
Dari 'Aisyah ra, ia berkata, "Aku pernah tidur bersama
Rasulullah saw di atas satu tikar ketika aku sedang
haidh. Bila darahku menetes ke tikar itu, beliau
mencucinya di bagian yang terkena tetesan darah dan
beliau tidak berpindah dari tempat itu, kemudian
beliau shalat di tempat itu pula, lalu beliau
berbaring kembali di sisiku. Bila darahku menetes lagi
ke tikar itu, beliau mencuci di bagian yang terkena
darah itu saja dan tidak berpindah dari tempat itu,
kemudia beliau pun shalat di atas tikar itu." (HR
Nasa'i)
13. Bermesraan walau istri haidh
Dari 'Aisyah ra, ia berkata, "Saya biasa mandi
bersama
Rasulullah saw dengan satu bejana, padahal kami
sama-sama dalam keadaan junub. Aku biasa menyisir
rambut Rasulullah ketika beliau menjalani i'tikaf di
masjid dan saya sedang haidh. Beliau biasa menyuruh
saya menggunakan kain ketika saya sedang haidh, lalu
beliau bermesraan dengan saya." (HR 'Abdurrazaq dan
Ibnu Abi Syaibah)
14. Memberikan hadiah
Dari Ummu Kaltsum binti Abu Salamah, ia berkata,
"Ketika Nabi saw menikah dengan Ummu Salamah, beliau
bersabda kepadanya, Sesungguhnya aku pernah hendak
memberi hadiah kepada Raja Najasyi sebuah pakaian
berenda dan beberapa botol minyak kasturi, namun aku
mengetahui ternyata Raja Najasyi telah meninggal dunia
dan aku mengira hadiah itu akan dikembalikan. Jika
hadiah itu memang dikembalikan kepadaku, aku akan
memberikannya kepadamu."
Ia (Ummu Kultsum) berkata, "Ternyata keadaan Raja
Najasyi seperti yang disabdakan Rasulullah saw, dan
hadiah tersebut dikembalikan kepada beliau, lalu
beliau memberikan kepada masing-masing istrinya satu
botol minyak kasturi, sedang sisa minyak kasturi dan
pakaian tersebut beliau berikan kepada Ummu
Salamah."
(HR Ahmad)
15. Segera menemui istri jika tergoda.
Dari Jabir, sesungguhnya Nabi saw pernah
melihat
wanita, lalu beliau masuk ke tempat Zainab, lalu
beliau tumpahkan keinginan beliau kepadanya, lalu
keluar dan bersabda, "Wanita, kalau menghadap, ia
menghadap dalam rupa setan. Bila seseorang di antara
kamu melihat seorang wanita yang menarik, hendaklah ia
datangi istrinya, karena pada diri istrinya ada hal
yang sama dengan yang ada pada wanita itu." (HR
Tirmidzi)
Begitu indahnya kemesraan Rasulullah saw kepada para
istrinya, memberikan gambaran betapa Islam sangat
mementingkan komunikasi non verbal ini, karena bahasa
tubuh ini akan lebih efektif menyatakan cinta dan
kasih sayang antara suami istri. Nah, silakan mencoba.
Posting Komentar